Kamis, 09 Februari 2012

Pasukan Kamikaze


Teman-teman sekarang saya akan membahas tentang pasukan khusus Jepang pada zaman akhir perang dunia II. Untuk lebih lengkapnya silahkan baca sendiri ya..!~ 
Kamikaze (神風 kamikaze; secara harafiah berarti "angin dewa") adalah sebuah istilah bahasa Jepang yang berasal dari nama angin topan dalam legenda yang disebut-sebut telah menyelamatkan Jepang dari invasi Mongol pada tahun 1281.
"Kamikaze" dalam bahasa Inggris umumnya merujuk kepada serangan bunuh diri yang dilakukan awak pesawat Jepang pada akhir kampanye Pasifik Perang Dunia II terhadap kapal-kapal laut Sekutu sementara "kamikaze" dalam bahasa Jepang hanya merujuk kepada angin topan tersebut.
Dalam bahasa Jepang, istilah yang digunakan untuk memanggil unit-unit pelaku serangan-serangan bunuh diri tersebut adalah tokubetsu kōgeki tai (特別攻撃隊), yang secara harafiah berarti "unit serangan khusus." Ini biasanya disingkat menjadi tokkōtai (特攻隊). Pada Perang Dunia II, skuadron-skuadron bunuh diri yang berasal dari Angkatan Laut Kekaisaran Jepang disebut shinpū tokubetsu kōgeki tai (神風特別攻撃隊), di mana shinpū adalah bacaan on-yomi untuk karakter kanji yang sama yang membentuk perkataan kamikaze
Jepang mulai menggunakan taktik Kamikaze waktu itu karena merasa sudah tidak mampu lagi menerobos barisan armada tempur Amerika Serikat, dimana Angkatan Laut Jepang sendiri hampir habis dan Angkatan Daratnya kewalahan. Ide penggunaan pasukan khusus ini dicetuskan oleh Vice Admiral Kimpei Teraoka yang merupakan kepala staf komandan angkatan laut di Filipina yang mengeluh jika taktik biasa tidak mungkin dilakukan, mereka (Pasukan Jepang) haruslah menjadi manusia super. Ide ini kemudian direalisasikan oleh Vice Admiral Takejiro Onishi yang menggantikan Teraoka pada Oktober 1944 yang kemudian dikenal sebagai Bapak Kamikaze itu karena Onishi lah yang dianggap bertanggung jawab dalam pembentukannya. dalam waktu yang sama ditahun 1944, Lt Tanaka menekankan pukulan telak pada sasaran lawan ditekankan hanya bisa berhasil bila pilot ikut serta dalam pesawat roket itu sampai ke sasaran, bahkan dia bersedia menjadi orang yang pertama untuk melakukan itu.
Pasukan Serangan Khusus ini, demikian sebutan unit Kamikaze udara maupun laut itu (di Indonesia dikenal sebagai Jibaku-tai) ini sebenarnya bukanlah pertama kali dibentuk. Pada perang-perang sebelumnya, baik Perang Tiongkok-Jepang (1894-1895) dan Perang Rusia-Jepang (1905-1906), pasukan jepang membentuk unit kapal torpedo bunuh diri (kaiten) untuk menyerang kapal perang Tiongkok dan Rusia.
Ramalan menjadi kenyataan pada 17 Oktober tahun 1944, ketika Pasukan Sekutu menyerang Pulau Suluan,Untuk memulai Pertempuran Leyte Gulf. Armada Udara ke1 Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, yang berpangkalan di Manila diberi tugas membantu kapal Jepang yang akan mencoba menghancurkan pasukan Sekutu di Leyte Gulf. Akan tetapi karena Armada Udara ke-1 Jepang pada waktu itu hanya mempunyai 40 pesawat : 34 Mitsubishi Zero Pesawat tempur. tiga Nakajima B6N Yaitu Pesawat Torpedo Bomber, satu Mitsubishi G4M dan dua Yokosuka P1Y pesawat pembom yang berpangkalan di daratan, dan satu pesawat pengintai.Misi Yang Di Hadapi Oleh angkatan perang udara Jepang jadi terlihat mustahil untuk dilalukan.Oleh karena Itu Seorang Komandan Armada Udara ke-1Yaitu Vice Admiral Takijiro Onishi memutuskan membentuk Suatu kesatuan serangan bunuh diri yaitu Special Attack Air Force kamikaze yang terdiri dari pilot-pilot berani mati.

Dengan didasari semangat Bushido, “keberanian mengorbankan nyawa juga dilandasi sentimen nasionalisme akibat ketaatan yang amat tinggi terhadap Shinto” – agama yang dianut hampir seluruh orang Jepang. Shinto juga menanamkan pegangan hidup agar menaruh hormat kepada negara dan Kaisar. Lewat Shinto mereka menyakini, bahwa dengan mengorbankan nyawa, roh akan menjadi “eirei” atau penjaga negara.

Sepertinya artikel yang dibawah ini akan cocok bagi kalian yang ingin tahu proses-proses saat mereka latihan, ini dia :
Para penerbang Kamikaze dilatih lebih keras dan berat. Segala sesuatunya harus lebih dari biasanya dan dipaksakan dalam waktu enam bulan untuk memperisapkan serangan yang diyakini menentukan nasib Jepang itu dimana para instruktur harus mempersiapkan ratusan pilot tanpa pengalaman menjadi pilot kamikaze. Banyak kasus trainee yang dipukul tongkat babu atau pemukul baseball bahkan hajaran dari instruktur. Mereka berlatih di tengah musim dingin, terbang di tengah badai salju berketinggian 1500 kaki. Tak sedikit pilot yang mengalami gangguan psikologis walau akhirnya bisa diatasi. Belum lagi latihan dengan Ohka yang cukup berbahaya. Saat latihan keras itu, Kepala Staf Komandan Angkatan Laut Kekaisaran, Admiral Noritake Toyoda sempat melakukan kunjungan pada bulan Desembernya untuk memberikan semangat dan terakhir, membuat foto bersama serta memberi hadiah berupa sebilah pedang pendek dan hachimaki berupa ikat kepala tradisional berwarna putih bertuliskan Jinrai Butai.
Saat untuk berangkat ke pangkalan Kyushu, para pilot berdoa dahulu di Kuil Yasukuni, Kuil Meiji dan pelataran Istana Kekaisaran Jepang, memohon kesuksesan misi mereka. Kebanyakan para orang tua diizinkan menungunjungi putra mereka saat misi mereka sudah dekat. Umumnya, sebelum mengucapkan perpisahan, sayonara, para orang tua menerima berbagai macam tanda mata dari putranya.
.Beberapa keluarga yang sedang mengantar kepergian putra-putranya yang hendak melaksanakan tugas Kamikaze.
Pada tanggal 28 Juni 1945, Skadron Divine Thunderbolts atau Jinrai Butai bergerak ke arah paling selatan di pulau Kyushu. Disana mereka berpencar. Sebagian ke markas Pangkalan udara Angkatan Laut Izumi dan yang lain ada yang ke pangkalan Myakonojo .
Dari sini mereka ke Tomitaka, Usa, Oita dan ke pangkalan udara pusat Angkatan Laut di Kanoya. latihan tetap berjalan meski sorti pertama sudah dilakukan. Bila tidak berlatih, merka berlatih kendo, yudo, renang bahkan tenis.
 *wahhhhhh!! Aku sedih banget tiap kali denger ini (>,<) , heran kenapa mereka mau ngelakuinnya. Latihan mentalnya gimana ya?! Gk deg-deg an apa waktu udah mau deket kapal sekutunya?!! huhu (u_u) *
Saat perang berakhir tanggal 15 Agustus tinggal 54 dari 200 pilot Ohka dan Kembu yang masih hidup. Secara keseluruhan, sekitar 4500 pilot kamikaze (2500 pilot Angkatan Laut dan 2000 pilot Angkatan Darat) yang menabrakkan diri sampai mati dalam waktu sekitar 10 bulan puncak penyerangan mereka. Ini adalah beberapa gambar mengenai serangan kamikaze:
.Kamikaze shootdown.
.Salah satu pasukan Kamikaze yang siap-siap menyerang.
Penerbangan Kamikaze terakhir dilakukan pada hari terakhir perang ketika sebuah penerbangan dari 11 Pembom Judy, masing-masing membawa bom seberat 880 kg berangkat dari Pangkalan Udara Angkatan Laun Oita di Kyushu menuju Okinawa. Misi jam ke-11 itu dipimpin sendiri oleh Vice Admiral Matome Ugaki, komandan Armada Udara ke-5 yang ingin mati sebagai seorang samurai karena merasa, "Saya sudah mengirim begitu banyak pilot untuk mati".
Kalahnya Jepang juga memukul organisator unit Kamikaze pertama Vice Admiral Tekijiro Ohnishi. Pada hari itu dia memanggil padar staf perwiranya di kediaman resminya. Saat pertemuan terakhir Ohnishi menuliskan pesan terakhir "Untuk jiwa-jiwa tentaraku saya menghaturkan penghargaan setinggi-tingginya untuk keberanian yang telah dilakukan. Dalam kematian aku minta maaf kepada jiwa-jiwa para pemberani ini dan juga kepada keluarganya".
Melengkapi testamennya yang terakhir, pada pagi harinya tanggal 16 Agustus, Ohnishi menghunjamkan pedang samurainya ke bagian perutnya. Ia melakukan upacara bunuh diri tradisional, hara-kiri (seppuku). Oiya, mereka yang telah melakukan tugasnya akan dikenang di kuil Yasukuni, Tokyo. 

.Foto ini diambil pada 26 Mei 1945. Terlihat Corporal Yukio Araki, memegang anak anjing(bagian tengah bawah), diabadikan bersama empat pilot lainnya dari 72nd Shinbu Squadron di Bansei, Kagoshima. Araki gugur sehari kemudian pada usia 17 tahun dalam misi bunuh diri diatas kapal perang Sekutu di dekat Okinawa.
Selain itu adegan tentang perang tersebut juga telah dibuat dalam bentuk komik. Menurut saya komik ini cukup sedih, karena hampir mendekati nyata. Terutama saat salah satu dari mereka  berkata: "Sampai bertemu di kuil Yasukuni yaa!" OMG..
*Selesai deh, sampai sini dulu ajah yaa! Hope you enjoy it and wish you can better appreciate and interpret the meaning of a sacrifice.*

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar